Kamis, 17 Desember 2015

Masih Pantaskah Mereka Disebut Idola?


  Semua orang pastinya sudah tidak asing dengan ajang pencarian bakat. Ribuan orang lebih telah berbondong-bondong mengikuti audisi di daerah yang berbeda. Namun akhirnya hanya sebagian saja yang masuk panggung spektakuler.
  Acara itu biasanya berlangsung selama 3 bulan dalam setahun lebih dan menyisakan dua orang grandfinalis. Ujung-ujungnya, seseorang kemudian akan didapuk jadi idola setelah usai acara.
  Nah, apa arti kata idola itu? Jika kita translate di kamus atau di Google Translate, maka kita akan mendapatkan arti idol (selain arti idola) itu adalah berhala atau patung.
  Namun, bukan masalah arti idol dalam Bahasa Inggris yang akan dibahas kali ini. Melainkan arti idola secara sederhana. Idola menurut bahasa awam. Kenapa? Karena pandangan arti idola dalam Bahasa Inggris yaitu idol sudah banyak yang paham betul.
  Orang awam sering menafsirkan bahwa sosok idola adalah yang mempunyai kelebihan di atas orang lain. Sosok idola adalah orang yang dipuja, dikagumi atau diteladani. Sosok idola adalah orang yang dianggap menyandang predikat istimewa, dihormati posisinya, dan dikagumi prestasinya. Sosok idola ditempatkan pada posisi yang tinggi diantara komunitas yang mengidolakannya.
  Para idola diakui memiliki keterampilan atau keahlian diatas rata-rata orang biasa. Mereka berpenampilan khas, unik dan atraktif. Dengan potensi dan posisi seperti inilah mereka dapat dengan mudah mendapatkan uang serta fasilitas yang berlimpah. Para remaja seringkali mengikuti tindak tanduk sang idolanya. Mereka merasa bangga karena sudah sama seperti idola mereka.
  Namun diatas semua itu masih pantaskah mereka disebut sebagai idola? Jika kita mengidolakan mereka, apa sebenarnya yang mereka berikan kepada kita? Justru kita yang membuat mereka terkenal. Coba bayangkan, bagaimana seorang artis jika ditinggalkan oleh orang yang mengidolakannya? Masihkah mereka mendapatkan bayaran? 
  Sebetulnya hal itu tidak masuk akal. Kita melakukan hal itu hanya buang-buang waktu, karena mengidolakan seseorang yang tidak memberi manfaat kepada kita, kita telah hanyut terbawa suasana emosional yang hampir melupakan kita kepada Allah SWT dan Rasul-Nya.
   Rasulullah bersabda, “Sebaik-baiknya manusia adalah yang memberi manfaat kepada orang lain.”
  Maka bolehlah jika mengatakan bahwa yang pantas jadi idola bagi umat Islam adalah Rasulullah SAW.
  Rasulullah adalah suri teladan yang baik. Segala perbuatan yang beliau lakukan, kemudian kita lakukan, maka kita akan mendapat pahala dari Allah SWT. Namun, jika kita mengikuti gaya artis (idola), apakah mereka memberi kita uang? Ternyata kekuatan emosi mengalahkan logika. Mereka yang sering ikut-ikutan gaya idolanya ternyata logikanya sudah tidak bekerja dengan semestinya.
  Karena hidup hanya sementara dan hanya sekali, maka lakukanlah hal yang bermanfaat bagi kehidupan akhirat juga dunia kita. Saatnya kita jeli memilih idola. Dan memang harus jeli. Karena idola yang harusnya diikuti gaya dan perilakunya adalah Nabi Muhammad SAW.


Sumber : islampos.com

Tidak ada komentar:

Posting Komentar