Minggu, 24 Januari 2016

7 Khasiat Air Kelapa


  Air kelapa merupakan salah satu minuman yang sangat diminati karena rasanya yang segar dan manis. Selain mudah dijumpai, dibalik segarnya buah kelapa ternyata juga menyimpan khasiat yang sangat penting bagi tubuh. Selain untuk menghilangkan dahaga, air kelapa juga kaya akan nutrisi yang baik untuk kesehatan. Berikut beberapa manfaat air kelapa yang dikutip dari Deusche Welle.

Membantu Menurunkan Berat Badan
Kandungan lemak dalam air kelapa sangat rendah, jadi tidak perlu takut mengkonsumsi air kelapa dalam jumlah banyak. Selain itu, air kelapa juga bisa mengurangi rasa lapar dan cepat membuat anda merasa kenyang.

Kaya Nutrisi
Tidak seperti minuman isotonik industrial yang dijual di pasaran, air kelapa adalah minuman alami yang mengandung lima elektrolit penting yang ada dalam tubuh manusia. Seperti kalsium, magnesium, fosfor, potasium, dan sodium. Karena komposisinya yang unik, air kelapa bisa dinikmati oleh individu dengan kondisi kesehatan yang berbeda-beda.

Membantu Proses Pencernaan
Jika anda bermasalah dengan sistem pencernaan, air kelapa bisa membantu, karena kandungan serat yang tinggi, air kelapa juga turut mengurangi gejala refluks asam lambung.

Membantu Menurunkan Tekanan Darah
Tekanan darah pengidap hipertensi atau tekanan darah tinggi yang secara rutin mengkonsumsi air kelapa turun hingga 71%. Dibandingkan dengan minuman isotonik, air kelapa lebih kaya unsur kalium daripada sodium. Asupan unsur sodium harus dibatasi karena bisa menyebabkan hipertensi.

Minuman Hidrasi
Air kelapa lebih efektif menghidrasi tubuh manusia dibanding minuman energi yang dijual di pasaran. Setelah berolahraga, tubuh kehilangan cairan yang kaya mineral. Air kelapa adalah pengganti yang ideal, karena mengandung 294 mg potasium dan 5 mg gula alami per gelasnya. Sementara “sport drink” hanya mengandung setengah dari potasium dan lima kali jumlah gula.

Seperti Darah Manusia
Sifat air kelapa isotonik sama dengan plasma darah manusia. Dalam kondisi darurat, air kelapa bisa digunakan sebagai pengganti plasma. Di negara-negara miskin, air kelapa dimanfaatkan untuk menyelamatkan nyawa manusia.

Kulit Mulus
Bagi anda yang bermasalah dengan kulit, seperti jerawat, air kelapa bisa membersihkan kulit secara maksimal dan membuat kulit lebih mulus. Air kelapa juga melembabkan kulit dari dalam jika anda meminumnya  dan mampu mengeliminasi minyak dalam jumlah besar. Ini penjelasan mengapa ada banyak produk kosmetik yang mengandung ekstrak air kelapa.


Sumber : arrahmah.com

Sabtu, 16 Januari 2016

Sulit Berubah Menjadi Lebih Baik, Lakukan Rutinitas Ini!

dari : boundariesofthesoul.com
   Setiap insan tentu tak luput dari salah dan lupa. Hanya saja, orang-orang tertentulah yang mampu memperbaiki kesalahannya itu menjadi lebih baik. Maka, perlu ada kerja keras dan disiplin yang tinggi untuk mengubahnya. Serta keyakinan yang kuat sangat dibutuhkan demi menguatkan pendirian untuk menuju perubahan.
  Namun, saking banyaknya rintangan untuk menuju kebaikan, diri kita terasa sulit menjajakinya. Hingga lubang kesesatan itu terus saja menghampiri dan menjerumuskan kembali diri kita ke dalamnya. Berikut beberapa rutinitas agar keinginan anda untuk merasakan kekuatan iman, kejernihan hati dan kenikmatan taat akan tercapai:

Pertama, menjaga shalat lima waktu. Melaksanakannya tepat waktu, secara berjamaah, dengan penuh khusyu dan thumaninah (tenang). Allah SWT berfirman, “Sesungguhnya beruntunglah orang-orang yang beriman, (Yaitu) orang-orang yang khusyu dalam shalatnya,” (QS. Al-Mu’minun : 1-2).

Kedua, menjauhi maksiat dan perbuatan haram, kecil maupun besar. Dalam sebuah hadits Rasulullah bersabda, “Apapun yang kularang untuk kalian, jauhilah! Dan apapun yang kuperintahkan, laksanakan sebisa kalian!” (HR. Bukhari & Muslim). Jika terjadi sebuah dosa atau kemaksiatan yang disebabkan oleh diri anda, segeralah bertaubat kepada Allah SWT.

Ketiga, memperhatikan shalat sunnah rawatib (10-12 rakaat). Barangsiapa selalu melakukannya, akan Allah bangunkan baginya sebuah rumah di surga. Seperti terungkap dalam sebuah hadits, “Tidaklah seorang hamba muslim melaksanakan shalat 12 rakaat rawatib setiap hari selain shalat-shalat wajib, kecuali Allah telah bangun untuknya sebuah rumah di dalam surga.” (HR. Muslim).

Keempat, merutinkan shalat witir. Baik dalam keadaan muqim (menetap di suatu tempat) maupun saat bepergian, memulainya dengan satu rakaat setelah shalat Isya’ di masjid, sampai kemudian biasa melakukannya sebelum tidur dan akhirnya terbiasa melaksanakannya di akhir malam.

Kelima, menjaga bacaan al-Qur’an harian. Mulai dengan 4 lembar per hari, kemudian setelah sebulan, menambah jatah bacaan menjadi 5 lembar, sampai bisa membacanya satu juz atau lebih sehari.

Keenam, memperhatikan dzikir pagi dan petang, dan dzikir-dzikir setelah shalat lima waktu.

Ketujuh, bersemangat membaca buku-buku wawasan keislaman yang bermutu.

  Nah, program rehabilitasi iman ini tidak akan menghabiskan waktu sampai belasan jam dalam sehari. Coba lakukan saja!

Sumber : Enam Pertemuan Penuh Cahaya / Karya: Abdullah bin Abdul Aziz al-‘Aidan, dikutip dari islampos.com

Jumat, 15 Januari 2016

Enyahkan Kejenuhan dari Hidupmu!


  Orang yang mengekang diri dengan satu gaya atau model hidup, sudah tentu akan dilanda kejenuhan. Itu terjadi karena jiwa manusia pada dasarnya cenderung mudah jenuh. Tabiat dasar setiap manusia adalah tidak senang berada dalam satu keadaan yang sama.
  Dan karena itu pula, maka Allah menciptakan banyak warna dan bentuk untuk suatu tempat, zaman, makanan, minuman, dan mahluk-mahluk ciptaan-Nya. Ada malam ada siang, ada dataran tinggi ada dataran rendah, ada putih ada hitam, ada panas ada dingin, dan ada manis dan ada kecut. Keberagaman dan perbedaan ini seringkali disebut Allah dalam beberapa firman-Nya, diantaranya:

Dari perut lebah itu keluar minuman (madu) yang bermacam-macam warnanya. (QS. An-Nahl : 69).

Dari pohon kurma yang bercabang dan tidak bercabang. (QS. Ar-Ra’d : 4).

Dan, di antara gunung-gunung itu ada garis-garis yang putih dan merah yang beraneka ragam warnanya dan ada (pula) yang hitam pekat. (QS. Fathir : 37).

Dan, masa (kejayaan dan kehancuran) itu, Kami pergilirkan di antara manusia (agar mereka mendapat pelajaran). (QS. Ali Imran : 140).

  Syahdan, Bani Israel pernah merasa bosan dengan makanan paling baik mereka dan mengeluh pada Allah,

Kami tidak bisa sabar (tahan) dengan satu macam makanan saja. (QS. Al-Baqarah : 61).

  Al-Makmun kadang kala membaca sambil duduk, sesekali dengan berdiri, dan pada saat yang lain sambil berjalan. Dan karena itu pula ia pernah berkata, “Jiwa manusia itu sungguh sering kali jenuh.”

(Yaitu) orang-orang yang mengingat Allah sambil berdiri atau duduk atau dalam keadaan berbaring. (QS. Ali Imran : 191).

  Ayat ini mengisyaratkan bahwa dalam beribadah pun manusia akan merasa jenuh. Oleh karena itu, maka Allah pun memberikan banyak pilihan bentuk dan cara beribadah kepada para hamba-Nya. Sebagaimana kita ketahui, Allah telah menetapkan pelbagai amalan hati, amalan lisan, amalan badan, dan ada amalan harta. Kita juga tidak hanya diwajibkan shalat, tetapi juga membayar zakat, menjalankan puasa, menunaikan haji dan ikut berjihad. Bahkan dalam shalat pun kita tak hanya disuruh berdiri saja, tetapi juga ruku’, berdiri, sujud, dan duduk.
  Semua ini mengisyaratkan bahwa siapapun yang menginginkan kepuasan, semangat yang selalu baru dan produktivitas, maka ia harus pandai membagi waktunya. Yakni, ia perlu membagi waktu kapan ia harus bekerja, merenung, dan mencari hiburan.
  Dalam hal membaca pun, anda perlu variasi; kapan anda harus membaca al-Qur’an, tafsir, sirah Rasulullah, hadits, fiqih, sejarah, sastra dan ilmu pengetahuan umum. Demikian pula dalam menjalankan kegiatan rutin harian, anda harus dapat menentukan kapan waktu untuk beribadah, mencari hiburan, mengunjungi relasi, menerima tamu, berolahraga, dan berekreasi. Dengan begitu, niscaya jiwa anda akan selalu merasa segar dan bergairah.


Sumber : La Tahzan / Karya : Dr. ‘Aidh al-Qarni

Kamis, 14 Januari 2016

3 Langkah Bahagia Hidup Sepanjang Hari

  Setiap manusia mendamba kebahagiaan. Dan, untuk kebahagiaan itu Allah menurunkan para Nabi dan Rasul agar dijadikan teladan lengkap dengan al-Qur’an sebagai panduan.
  Namun, sekalipun manusia bisa memahami dengan baik bahwa sebuah motor merk A tidak bisa diperbaiki kecuali sebagaimana panduan dari produsen motor merk A. Kebanyakan manusia gagal memahami bahwa tidak ada jalan untuk menggapai bahagia melainkan sebagaimana panduan dari Yang Maha Mencipta.
  Semua itu terjadi karena manusia sebagaimana diungkapkan pepatah Arab, “Kebanyakan manusia adalah anak dari kemauannya.” Cenderung memilih memuaskan nafsu daripada mendapatkan ketenangan. Condong memperturutkan ambisi daripada hati nurani. Dan lebih memilih kesenangan daripada keimanan.
  Padahal, andaikata apa yang dilakukan para Nabi dan Rasul tidak membahagiakan, tentu mereka akan menjadi yang pertama meninggalkan risalah Tuhan. Faktanya tidak demikian, para utusan itu justru sangat bahagia, optimis, dan terobsesi untuk menyelamatkan kehidupan umat manusia.
 Lantas, apa dan bagaimana cara yang mesti ditempuh agar kita bisa mencapai kebahagiaan sepanjnag hari dalam kehidupan dunia ini?

Pertama, Shalat
  Hingga kini, sebagian besar dari umat ini masih banyak yang enjoy meninggalkan kebutuhan hakikinya ini (shalat). Padahal, Nabi tidak pernah main-main dalam masalah shalat. Satu diantara sebab mengapa tidak sedikit orang yang meninggalkan shalat tidak lain karena anggapan mereka bahwa shalat itu beban, tidak enak dan paling nyata lemah iman, sehingga malas mendirikan shalat.
  Pada hakikatnya shalat itu adalah jalan terbaik setiap Muslim sampai pada ketenangan dan kebahagiaan.

Tegakkan shalat untuk mengingat-Ku. (QS. Thaha : 14).

Ketahuilah, dengan mengingat Allah, hati menjadi tenang. (QS. Ar-Ra’du : 28).

  Hal ini menunjukkan bahwa shalat itu penting dan amat dibutuhkan oleh setiap Muslim. Pantas Rasulullah amat mendorong umatnya untuk memperhatikan tiang agama ini (shalat).
  Adalah ilustrasi menarik ketika di media sosial ada sebuah motivasi yang mengatakan bahwa saat sendi-sendi tubuh ini lelah, maka Allah memanggil kita dengan janji atau seruan yang sangat menggugah,
“Hayya alash shalat, hayya alal falah.” Artinya, “Mari dirikan shalat, mari menuju kemenangan.”
 Dengan kata lain, siapa meninggalkan shalat, ia bukan saja merobohkan agama, tetapi juga terjerembab dalam kekalahan, kegelisahan, dan kesengsaraan.
  Kemudian, logika sederhananya, kalau dipanggil kekasih hati sangat luar biasa senang, mengapa tidak demikian saat yang memanggil hati ini adalah pencipta diri sendiri? Shalat adalah panggilan Allah kepada setiap insan beriman untuk mengadu, bersandar, memohon dan berharap sepenuh hati hanya kepada-Nya.
  Mulai sekarang, berusahalah! Kemudian konsistenlah dalam mendirikan shalat! Sebab, jika Allah menempatkan shalat sebagai amal pertama yang akan dihisab, berarti tidak akan ada jaminan kebahagiaan bila hingga kini hati masih malas mendirikan shalat secara berjamaah dan tepat waktu.
  Dan, tidak kalah menarik adalah, shalat itu bisa menjauhkan hati ini dari berbuat keji dan munkar.

Sesungguhnya shalat itu mencegah dari (perbuatan-perbuatan) keji dan munkar. (QS. Al-Ankabut : 45).

 Dengan demikian, jika benar-benar mendamba kebahagiaan hidup sehari-hari, jangan sekali-kali nyaman meninggalkan shalat meski hanya satu kali. Sebab, sekali ditinggal, hati manusia tidak akan pernah bebas dari gangguan setan yang mendorong hati untuk berani melakukan perbuatan-perbuatan keji dan munkar.

Kedua, Membaca al-Qur,an
  Al-Qur’an itu bukan sekadar bacaan, tetapi juga obat, penenang dan solusi jika benar-benar diresapi, dimaknai dan diamalkan. Misalnya, kala hati terserang malas, maka saat hati kita membaca dengan sebaik-baiknya ayat berikut ini,

(Allah-lah) yang menciptakan kematian dan kehidupan supaya Dia menguji kalian, siapa di antara kalian yang paling baik amalannya dan Dia Maha Perkasa lagi Maha Pengampun. (QS. Al-Mulk : 2).

  Membaca ayat tersebut tentu akan mendorong hati untuk terus on fire dalam mengisi hari demi hari, sehingga tidak sempat rasa malas, rasa kesal terlalu lama bersemayam di dalam hati. Selalu ada target kebaikan yang ingin diraih dari waktu ke waktu sepanjang hari.
  Oleh karena itu, mengahadirkan hati ketika membaca al-Qur’an akan sangat membantu hati kita merasakan kenikmatan dan kebahagiaan luar biasa. Sehingga senantiasa ada rasa rindu, rasa takjub dan rasa bersalah jika tidak membaca al-Qur’an dengan sepenuh hati.
  Bahkan, dalam beberapa kesempatan, jika memang memungkinkan meminta sahabat yang baik bacaan Qur’annya untuk kita itu akan jauh lebih mengesankan, karena Nabi tidak jarang juga meminta Ibn Mas’ud membacakan al-Qur’an untuk beliau.

Rasulullah SAW berkata kepadaku, “Bacakanlah kepadaku al-Qur’an.” Ibn Mas’ud berkata, “Wahai Rasulullah! Apakah saya akan membacakannya kepadamu sementara ia diturunkan kepadamu?” Beliau menjawab, “Aku senang mendengarnya dari orang selain diriku.” Maka aku pun membacakan surat an-Nisaa’, ketika sampai pada ayat (yang artinya), “Bagaimanakah jika (pada hari kiamat nanti) Kami datangkan dari setiap umat seorang saksi, dan kami datangkan engkau sebagai saksi atas mereka. (QS. An-Nisaa’ : 41). Aku angkat kepalaku, atau ada seseorang dari samping yang memegangku sehingga aku pun mengangkat kepalaku, ternyata aku melihat air mata beliau mengalir. (HR. Bukhari & Muslim).

Ketiga, Sedekah
  Sedekah ini manfaatnya luar biasa. Mari perhatikan ayat Allah ini.

Dan apa saja harta yang baik yang kamu nafkahkan (di jalan Allah), maka pahalanya itu untuk kamu sendiri, dan janganlah kamu membelanjakan sesuatu melainkan karena mencari keridoan Allah, dan apa saja harta yang baik yang kamu nafkahkan, niscaya kamu akan diberi pahalanya dengan cukup, sedangkan kamu sedikit pun tidak akan dirugikan. (QS. Al-Baqarah : 272).

  Setidaknya ada beberapa manfaat langsung yang tentu akan membahagiakan hati kala diamalkan. Pertama, pahala untuk diri sendiri langsung dari Allah. Kedua, diberikan pahala yang cukup. Ketiga, kita akan mendapat keuntungan, kemenangan dan kebahagiaan. Karena sedekah tidak akan merugikan sama sekali.
  Dengan demikian mari berlatih untuk senantiasa bersedekah. Karena sedekah tidak semata soal pahala, tetapi juga ketenangan jiwa. Sebagaimana ketika pohon apel misalnya, berbuah, pasti menyenangkan hati. Seperti itulah sedekah menjadi buah dari keimanan. Semakin banyak dan ikhlas dalam sedekah, semakin kuat keimanan dalam hati.
  Semoga tiga amalan ini dapat kita biasakan dalam keseharian kita, sehingga kita tidak sempat menjadi pribadi yang sering murung, lemah semangat, lemas dan tidak bersemangat dalam menguatkan dan menyuburkan iman yang akan menjadi penyelamat kehidupan dunia-akhirat kita sendiri.


Sumber : hidayatullah.com

Selasa, 12 Januari 2016

Berhati-hatilah Saat Minum

dari : sola-fide.com
  Dianjurkan untuk tidak minum air langsung setelah makan atau pada saat makan tengah berlangsung. Hendaklah seseorang minum air setengah dari yang diinginkannya, karena yang demikian itu akan lebih mempermudah lambung mencerna makanan. Dan hendaklah dia menghindari minuman yang terlalu dingin, karena bisa mengganggu alat-alat pernafasan, khususnya setelah mengonsumsi makanan panas, makanan manis, atau buah-buahan. Disarankan juga untuk tidak mencampur antara air sumur dengan air sungai. Serta tidak minum air dengan cara menenggak. Sebab, penyakit lever seringkali disebabkan oleh cara minum seperti ini.
  Diantara petunjuk Nabi SAW dalam hal minum adalah dengan menyesap dengan bernafas di luar gelas, serta tidak minum dengan cara menenggak. Yang dimaksud menenggak adalah minum air dengan memberi ruang bagi udara untuk masuk ke dalam lambung. Sebab, masuknya udara bisa menyebabkan rasa sakit dan kembung, serta menyulitkan gerak lambung yang imbasnya lambung kesulitan mencerna makanan.
  Sedang menyesap berarti menempelkan bibir ke permukaan air. Minum dengan cara seperti itu bisa mencegah masuknya udara ke dalam lambung. Sementara Nabi SAW biasa minum dengan tiga kali teguk, sambil bernafas diantara ketiga tegukan tersebut di luar tempat minum dan bukan di dalamnya. Sehingga air bisa benar-benar disesap tanpa harus memberi ruang buat udara masuk ke lambung dan tidak juga disertai bernafas di dalamnya atau bernafas berbarengan dengan minum. Sebab, hal itu sangat berbahaya sekali, karena seringkali air akan masuk ke dalam alat pernafasan yang bisa mengakibatkan penyumbatan.
  Diriwayatkan dari Anas RA, bahwa Rasulullah SAW bernafas tiga kali saat minum. Beliau bersabda, 
“Sungguh, ini lebih mengenyangkan, menyembuhkan, dan menyegarkan.”
Anas berkata, “Aku pun bernafas tiga kali pada saat minum.” (HR. Bukhari & Muslim).

  Yang dimaksud bernafas dalam hadits di atas adalah minum yang diselang dengan tiga kali nafas, dengan melepaskan mulut  dari wadah minum. Sementara larangan Nabi tentang bernafas di tempat minum, maka yang dimaksudkan adalah minum sambil bernafas di tempat minum. Sebab, bisa jadi akan ada percikan ludah yang keluar dan mengenai minuman tersebut. Dan minuman itu bisa menjadi basi bila hal itu terjadi berulang-ulang. Dengan demikian tidak ada pertentangan antara nafas beliau saat minum dan larangan beliau untuk bernafas.
  Sedang penyelaan yang beliau lakukan terhadap air minum seperti itu memiliki manfaat yang besar, mengingat terkadang kebutuhan seseorang mendorongnya untuk mengonsumsi banyak air karena terlalu haus. Jadi, minum air sekaligus dalam jumlah banyak sangat tidak aman untuk menghilangkan rasa panas. Sementara memutusnya sampai tiga kali sangat aman untuk menghilangkan dahaga dan panas.
  Adapun bernafas itu sendiri bermanfaat untuk memasukkan udara ke batang tenggorokan dan paru-paru. Oleh karena itu, jika seseorang bernafas saat minum, maka akan ada bagian dari air yang terdorong ke jalur pernafasan. Hal ini bisa menyebabkan penyumbatan. Dan jika orang minum dan bernafas di sela-sela minumnya itu, maka dia akan aman dari hal tersebut. Sedang mengenai tiga kali nafas, karena tidak ada kebutuhan bernafas lebih dari itu. Dan sudah sepatutnya setiap orang yang minum untuk bernafas tiga kali, sebagai upaya mengikuti apa yang telah dilakukan oleh Rasulullah SAW.
  Adapun yang dimaksud lebih mengenyangkan, yakni lebih mengenyangkan daripada jika diminum sekaligus. Lebih menyembuhkan, maka minum dengan tiga kali sela itu lebih bisa menyembuhkan penyakit yang diderita. Dan lebih menyegarkan, yakni lebih meringankan.
  Yang demikian itu merupakan penjelasan rinci yang sangat penuh hikmah, serta berbagai hakikat teoritis yang tidak mampu dibaca, kecuali oleh orang-orang yang mengerti dan berakal, khususnya para ulama awal dan akhir. Mudah-mudahan Allah SWT melimpahkan shalawat dan keselamatan kepada Nabi yang baik lagi suci, Muhammad, shalawat yang abadi, yang tidak berakhir.

Anas berkata, “Rasulullah telah melarang minum sambil berdiri,” (HR. Muslim).

  Imam al-Khatabi berkata, “Larangan Rasulullah ini merupakan larangan yang bersifat pencerahan dan bimbingan. Sementara Umar, Utsman, dan Ali, dan jumhur fuqaha pernah menbolehkan minum sambil berdiri. Tapi ada juga sekelompok orang yang memakruhkannya, mengingat Rasulullah sendiri terkadang minum sambil berdiri,” (HR. Bukhari, Muslim, dan Ibnu Majah).

Ibnu Abbas telah mengatakan, “Rasulullah telah melarang minum dari mulut poci,” (HR. Bukhari dan Ibnu Majah).

  Alasannya, karena seseorang tidak mengetahui apa yang telah mengenai mulut poci itu. Dan bisa jadi di air itu terdapat debu atau yang lainnya sehingga bisa membuat gatal tenggorokan.
  Sementara Ibnu Majah meriwayatkan dari Ibnu Abbas, dia berkata, “Rasulullah mempunyai satu gelas yang terbuat dari kaca yang biasa dibuat minum.”
  Al-Muwaffiq Abdul Latif berkata, “Kaca adalah bahan yang sangat baik untuk tempat minum. Orang-orang India mengutamakan bahan ini. Raja-raja di sana biasa minum dengan bahan ini dan lebih memilih bahan ini daripada emas dan permata. Sebab, sedikit sekali bahan ini menerima sinar, dan bisa kembali menjadi baru hanya dengan dicuci. Selain itu, jika ada racun di dalamnya akan mudah terlihat. Ini adalah alasan-alasan yang membuat raja-raja di India lebih memilih bahan ini untuk minum.”


Sumber : Pola Makan Rasulullah / Karya: Prof. Dr. Abdul Basith Muhammad as-Sayyid 

Kamis, 07 Januari 2016

Cara Mengatur Nafas Saat Berlari

dari : dreamatico.com
  Secara alami, seseorang akan kehabisan nafas ketika berlari. Hal ini dikarenakan otot-otot memerlukan oksigen lebih banyak ketika melakukan aktivitas fisik. Selain itu, paru-paru juga akan bekerja lebih keras agar bisa menyerap oksigen. Menerapkan pola pernafasan yang efisien ketika berlari akan membuat seseorang mendapatkan oksigen dengan lebih efektif dan efisien. Hal ini pada akhirnya akan meningkatkan daya tahan tubuh dan memungkinkan untuk berlari lebih jauh dan nyaman. Mengoptimalkan ritme nafas bukanlah hal yang sulit. Ada beberapa cara yang bisa anda terapkan untuk membantu mengoptimalkan pola pernafasan saat sedang berlari.
  Pertama, bernafas lewat mulut. Bernafas dari hidung ketika sedang berlari akan membuat otot-otot wajah jadi mengencang dan rahang cenderung mengeras. Oleh sebab itu, cobalah bernafas lewat mulut ketika berlari, karena akan membuat oksigen yang masuk dan karbondioksida yang keluar lebih banyak dibandingkan lewat hidung. Bernafas melalui mulut akan membuat otot-otot wajah tetap rileks sehingga membuat anda lebih tenang dan santai. Apabila nafas anda mulai habis, maka perlambat sedikit gerakan kaki anda.
  Kedua, gunakan pernafasan perut. Cobalah untuk bernafas dari diafragma atau perut, bukan dari dada. Untuk melatihnya, berbaringlah telentang kemudian lihat gerakan perut ketika sedang bernafas. Pernafasan yang benar adalah ketika anda melihat perut naik dan turun setiap kali bernafas, sementara dada kurang bergerak. Terapkan teknik ini ketika anda berlari.
  Ketiga, ambil nafas pendek. Menarik nafas terlalu dalam dan panjang dapat menyulitkan anda untuk berlari dengan jauh atau lama. Oleh sebab itu, bernafaslah secara pendek dan tidak terlalu dalam sehingga memungkinkan anda untuk mengatur nafas.
  Keempat, nafas secara berirama. Hal penting yang perlu diperhatikan adalah konsistensi (berirama) saat bernafas. Anda dianjurkan untuk menarik dan mengeluarkan nafas secara berirama atau konsisten, terlepas seberapa cepat anda dalam berlari. Contohnya adalah dengan mengambil nafas setiap dua langkah atau tiga langkah lari (sesuai kondisi tubuh).
  Kelima, dengarkan nafas. Libatkan telinga anda untuk mengontrol pernafasan. Apabila anda mendengar nafas mulai terengah-engah, maka segera kurangi kecepatan berlari. Dan bila sudah mulai stabil, tingkatkan kecepatan secara perlahan.
  Bernafas dengan benar saat berlari merupakan hal penting karena akan membantu anda untuk menurunkan stres serta dapat meningkatkan stamina fisik dengan baik.
  Tips-tips lain yang berguna misalnya coba untuk menarik nafas setiap 3 langkah, dan membuang nafas setiap 2 langkah. Bila anda pelari pemula, berlarilah pada kecepatan dimana anda masih dapat bernafas tanpa kesulitan. Gunakan ‘tes bicara’ untuk mengetahui kecepatan alami anda (natural pace). Natural pace adalah ketika anda bisa mengucapkan satu kalimat penuh tanpa terengah-engah. Kecepatan ini dikenal juga dengan sebutan conversational pace.
  Kurangi kecepatan atau berjalan ketika anda merasa kehabisan nafas. Merasa santai dan mengendalikan kecepatan biasanya dapat membantu meghilangkan masalah pernafasan.
Selamat berlari...


Sumber : artikelkesehatan99.com dan islampos.com 

Rabu, 06 Januari 2016

Etika Islam Saat Makan dan Minum


Berikut ini beberapa etika Islam yang harus selalu diperhatikan saat makan dan minum.
  Membaca Basmalah ketika hendak makan. Barangkali hikmah membaca basmalah ini, seorang muslim akan mengingat bahwa makanan yang akan disantapnya tidak lain adalah nikmat dan anugerah dari Allah yang Maha Lembut dan Maha Tahu. Sehingga dengan demikian itu akan selalu memeliharanya, tidak berlebih-lebihan, dan tidak pula bersikap mubadzir. Dia juga akan meyakini bahwa makanan ini bukan tujuan akhir, tapi hanya sebagai sarana untuk berbuat taat kepada Allah, memakmurkan bumi dan menaburinya dengan kebaikan dan perbaikan.
   Mencuci tangan sebelum dan sesudah makan. Mengenai cuci tangan setelah makan, Nabi SAW bersabda:

Barangsiapa tertidur sedang di kedua tangannya terdapat bekas gajih (lemak), lalu ketika bangun pagi dia sudah menderita suatu penyakit, maka hendaklah dia tidak mencela, kecuali dirinya sendiri.

  Islam memerintahkan untuk bersikap sederhana dan seimbang dalam mengonsumsi makanan, sekaligus menjauhi sikap berlebih-lebihan dan rakus. Dalil yang melandasi hal itu sangat banyak sekali.
  Islam menganjurkan untuk makan dengan tiga jari. Sebab, dengan tiga jari ini, berarti kita telah bersikap pertengahan dan seimbang. Sebagaimana dikatakan bahwa makan dengan lima jari menunjukkan kerakusan, sedang makan dengan satu atau dua jari menunjukkan kesombongan dan keangkuhan.
  Duduk tegak lurus saat makan dan tidak bersandar. Rasulullah SAW melarang seseorang makan sambil bersandar, karena hal itu akan membahayakan kesehatan dan mengganggu pencernaan lambung.
  Minum dengan tiga kali tegukan. Minum ini dilakukan sambil duduk dan tidak bernafas di dalam gelas.
  Makan bersama-sama dan tidak sendiri-sendiri. Hal ini menyebarkan sekaligus menciptakan nuansa penuh kasih sayang dan rasa saling mencintai. Yang tentunya akan memberi nilai positif bagi selera makan mereka.
  Dianjurkan juga makan sambil berbincang dan tidak diam. Hal itu dimaksudkan untuk menciptakan suasana rileks dan menyenangkan saat makan.
  Menghormati budaya dan tradisi makan yang ada di tempat kita makan. Dan tidak boleh menghina atau membenci satu jenis makanan tertentu, sekalipun makanan itu diluar kebiasaan.
  Bersikap lembut ketika mengurus orang sakit serta tidak memaksanya untuk memakan makanan tertentu.
  Menjaga perasaan orang lain saat makan, diantaranya tidak membelakangi posisi mereka, karena hal itu akan mengganggu selera makan mereka.
  Mendahulukan makan buah-buahan sebelum makan daging, sebagai upaya untuk mengikuti apa yang dilakukan para penghuni surga:

Buah-buahan apapun yang mereka pilih, dan daging burung apapun yang mereka inginkan. (QS. Al-Waqi’ah : 20-21).

  Beberapa penelitian membuktikan bahwa makan buah-buahan terlebih dahulu sebelum menyantap makanan pokok, dapat memancing lambung untuk segera mengeluarkan getah lambung yang akan sangat membantu dalam proses pencernaan makanan yang lain.


Sumber : Pola Makan Rasulullah / Karya: Prof. Dr. Abdul Basith Muhammad as-Sayyid