Selasa, 22 Desember 2015

Libatkan Diri Anda Dalam Pekerjaan yang Bermanfaat

  Walid ibn Mughirah, Umayyah ibn Khalaf, dan al-‘Ash ibn Wail telah membelanjakan hartanya untuk memerangi risalah dan melawan kebenaran. 

Mereka akan menafkahkan harta itu, kemudian menjadi sesalan bagi mereka, dan mereka akan dikalahkan. (QS. Al-Anfal : 36)

  Namun kebanyakan kaum muslimin justru kikir dengan harta mereka, sehingga tidak terbangun menara keutamaan dan tugu keimanan.

Dan barangsiapa yang kikir maka sesungguhnya dia kikir terhadap dirinya sendiri. (QS. Muhammad : 38)

  Demikianlah gambaran tekad kuat para durjana dan kelemahan orang-orang yang bisa dipercaya.
  Dalam memoar Golda Mayer, mantan PM Israel yang berjudul Malice, disebutkan bahwa dalam satu fase hidupnya dia harus bekerja selama 16 jam tanpa istirahat demi memperjuangkan prinsip-prinsipnya yang sesat dan pikiran-pikirannya yang menyimpang itu, hingga akhirnya berhasil melahirkan negara Israel bersama-sama dengan Ben Gurion.
  Saya sendiri sering menyaksikan generasi kaum muslimin yang sama sekali tidak pernah berbuat, meski hanya satu jam. Mereka larut dalam main, makan, minum, tidur, dan menghabiskan waktu percuma.

Apakah sebabnya apabila dikatakan kepada kamu: “Berangkatlah (untuk berperang) pada jalan Allah” kamu merasa berat dan ingin tinggal di tempatmu? (QS. At-Taubah : 38)

  Umar adalah sosok yang sangat giat bekerja siang malam. Dia hanya menyempatkan tidur sebentar. Sampai-sampai keluarganya menegurnya, “Engkau tidak tidur?”
  Tapi teguran itu dijawab oleh Umar, “Jika aku tidur di malam hari maka sia-sialah diriku, dan jika aku tidur di siang hari maka sia-sialah rakyatku.”
  Dalam memoar seorang tiran, Moses Dayan, yang berjudul The Sword and Rule dituliskan bahwa dia harus terbang dari satu negara ke negara lain, dari kota satu ke kota lain, siang dan malam, terang-terangan dan sembunyi-sembunyi, harus menghadiri berbagai pertemuan, mengadakan konferensi, mengatur kesepakatan dan perjanjian dan tak lupa menulis dalam catatannya. Sayang sekali memang, orang seperti dia justru bisa menunjukkan keuletan seperti ini. Sebaliknya, kebanyakan kaum muslimin justru menunjukkan kemalasannya. Inilah gambaran nyata tentang tekad orang durjana dan kelemahan orang-orang yang bisa dipercaya.
  Umar ibn Khaththab telah menyatakan “perang” terhadap semua bentuk pengangguran, kemalasan, dan ketidakgiatan. Bahkan Umar pernah menarik keluar para pemuda yang diam di dalam masjid dan tidak melakukan apa-apa. Umar memukuli mereka dan berkata, “Keluar kalian, cari rezeki! Langit tidak akan menurunkan emas dan perak.”
  Kemalasan dan ketidakgiatan hanya akan melahirkan pikiran-pikiran yang negatif, kesengsaraan, penyakit kejiwaan, kerapuhan jaringan syaraf, keresahan, dan kegundahan. Sedangkan kerja dan semangat akan mendatangkan kegembiraan, suka cita, dan kebahagiaan.
  Segala kecemasan, keresahan, kegundahan, syaraf dan jiwa, serta penyakit-penyakit intelektual akan berakhir bila masing-masing kita menjalankan peranannya dalam hidup ini. Sehingga, semua lapangan kerja menjadi ramai. Pabrik-pabrik menjadi produktif, tempat-tempat kerja akan sibuk, lembaga-lembaga sosial dan dakwah dibuka kembali, serta pusat-pusat kegiatan budaya dan ilmiah marak dimana-mana. Firman Allah,

“Katakanlah: ‘Bekerjalah kamu sekalian’.”
“Menyebarlah di permukaan bumi.”
“Bersegeralah.”
“Cepat-cepatlah.”

  Juga sabda Rasulullah, 

Sesungguhnya nabi Allah Daud makan dari hasil kerja tangannya.”

  Al-Rasyid pernah menulis buku yang berjudul Shina’atul Hayat (Merancang Kehidupan). Dalam bukunya ia mengupas banyak tentang masalah ini dan menyebutkan bahwa banyak orang yang tidak memainkan peran yang seharusnya mereka perankan dalam kehidupan ini.
  Mereka hidup, tapi seperti orang yang sudah mati. Mereka tidak menangkap apa rahasia dibalik kehidupan mereka. Mereka tidak melakukan yang terbaik untuk masa depan, umat, maupun diri mereka sendiri.

Mereka rela berada bersama orang-orang yang tidak pergi berperang. (QS. At-Taubah : 87,93)

Tidaklah sama antara mukmin yang duduk (yang tidak turut berperang) yang tidak mempunyai udzur dengan orang yang berjihad di jalan Allah. (QS. An-Nisa : 94)

  Seorang perempuan kulit hitam yang menyapu masjid Rasulullah telah memainkan perannya dalam kehidupan. Dan dengan peran yang dimainkan itu dia masuk surga.

Sesungguhnya wanita budak yang mukmin lebih baik dari wanita musyrik walaupun dia menarik hatimu. (QS. Albaqarah : 221)

  Demikian pula budak yang membuat mimbar Rasulullah, telah melakukan apa yang seharusnya dia lakukan. Dia memperoleh pahala atas apa yang dilakukan, karena memang bakatnya di bidang pertukangan.

Orang-orang yang tidak memperoleh (untuk disedekahkan) selain sekedar kesanggupannya. (QS. At-Taubah : 79)

  Ada 2 do’a agung dan bermanfaat bagi siapa saja yang menginginkan agar semua permasalahannya dimudahkan serta jiwanya dikuatkan untuk menghadapi semua kejadian yang menimpa.
  Pertama, Hadits Ali yang menyebutkan bahwa Rasulullah pernah bersabda, 

“Katakanlah: ‘Ya Allah, berilah aku hidayah dan lancarkan perkaraku’.” (HR. Muslim)

Kedua, hadits Husein ibn Abied dari Abu Daud, Rasulullah berkata kepada Husein

“Katakanlah: ‘Ya Allah, berilah saya petunjuk jalan, dan jagalah diriku dari kejahatan diriku sendiri’.”

  Menggantungkan diri kepada kehidupan dunia, merindukan kehidupan kekal di dunia, lebih mencintai kehidupan dunia, dan keengganan menghadapi kematian akan menyebabkan kesengsaraan, kesesakan di dalam dada, kelemahan, kecemasan, sulit tidur, dan kedunguan. Allah SWT mencela orang-orang Yahudi yang terlalu menggantungkan diri pada kehidupan dunia. Allah berfirman,

Dan sungguh kamu akan mendapati mereka, manusia yang paling loba pada kehidupan (dunia), bahkan (lebih loba lagi) dari orang-orang musyrik. Masing-masing mereka ingin agar diberi umur seribu tahun, padahal umur panjang itu sekali-kali tidak akan menjauhkannya dari siksa. Allah Maha Mengetahui apa yang mereka kerjakan. (QS. Al-Baqarah : 96)

  Sungguh indah ungkapan orang Arab, “Tidak ada keresahan, dan Allah akan senantiasa diseru.” Maksudnya, di sana ada Rabb di langit yang selalu diseru dengan doa-doa dan dimintakan kebaikan. Tetapi mengapa anda harus bersedih di muka bumi? Bila anda telah menyerahkan keresahan kepada Rabb-mu, maka Dia pasti akan menghilangkannya.

Atau siapakah yang memperkenankan (do’a) orang yang dalam kesulitan apabila ia berbo’a kepada-Nya, dan yang menghilangkan kesusahan? (QS. An-Naml : 62)

Dan apabila hamba-hamba-Ku bertanya kepadamu tentang Aku, maka (jawablah) bahwasanya Aku adalah dekat. Aku mengabulkan permohonan orang yang berdo’a apabila ia memohon kepada-Ku. (QS. Al-Baqarah : 186)


Sumber : La Tahzan / Karya: Dr. ‘Aidh al-Qarni

Tidak ada komentar:

Posting Komentar