Selasa, 05 Januari 2016

10 Fakta Ilmiah Mengapa Babi Haram

dari : bbc.com
Berikut 10 fakta bahwa babi tidak layak untuk dikonsumsi sebagaimana dilansir BIP :
1.  Apakah Anda tahu kalau babi tak dapat disembelih di lehernya? Hal tersebut dikarenakan babi secara biologis tidak memiliki leher. Itu ternyata sesuai dengan anatomi alamiahnya. Bagi orang yang beranggapan kalau babi memang harus disembelih dan layak bagi konsumsi manusia, tentu Sang Pencipta akan merancang hewan ini dengan memiliki leher.

2.  Menurut Prof. A.V. Nalbandov (penulis buku: Adaptif Physiology on Mammals and Birds) menyebutkan bahwa kantung urine (vesica urinaria) babi sering bocor, sehingga urine babi merembes ke dalam daging. Akibatnya daging babi tercemari kotoran yang mestinya dibuang bersama urine.


3. Babi adalah hewan paling rakus di dunia, dalam hal makan tidak tertandingi hewan lain. Dia melahap semua makanan yang ada di depannya, sehingga daging babi itu memiliki banyak lemak daripada daging hewan lainnya. Jika perutnya telah penuh atau makanannya telah habis, dia akan memuntahkan isi perutnya dan memakannya lagi untuk memuaskan kerakusannya. Babi juga memakan kotoran apapun di depannya, kotoran manusia, hewan atau tumbuhan, bahkan memakan kotorannya sendiri.

4.  Kadang babi mengencingi kotorannya dan memakannya jika berada di hadapannya. Dia memakan sampah busuk dan kotoran hewan apapun. Babi adalah hewan mamalia satu-satunya yang memakan tanah, memakannya dalam jumlah besar, dan dalam waktu lama jika dibiarkan, kulit orang yang memakan babi akan mengeluarkan bau yang tak sedap.    


5. Penyakit-penyakit cacing pita merupakan penyakit yang sangat berbahaya yang dapat terjadi karena mengonsumsi daging babi. Cacing pita berkembang di bagian usus 12 jari di tubuh manusia, dan dalam beberapa bulan cacing itu akan menjadi dewasa. Jumlah cacing pita bisa mencapai sekitar 1000 ekor dengan panjang 4-10 meter, dan terus hidup di tubuh manusia dan mengeluarkan telurnya melalui buang air besar.

6.  Daging babi merupakan penyebab utama kanker anus dan kolon. Persentase penderita penyakit ini di negara-negara yang penduduknya memakan babi meningkat secara drastis, terutama di negara-negara Eropa dan Amerika, serta Asia seperti Cina dan India. Sementara di negara-negara Islam, persentasenya amat rendah, sekitar 1/1000.


7. Babi adalah container (tempat penampung) penyakit. Beberapa bibit penyakit yang dibawa babi beberapa diantaranya seperti cacing pita (Taenia Solium), cacing spiral (Trichinella Spiralis), cacing tambang (Anacylostoma Duodenale), cacing paru (Paragonimus Pulmonaris), cacing usus (Faciolopsis Buski), cacing Schistosoma (Japonicum), Bakteri Tuberculosis (TBC), bakteri kolera (Salmonella Choleraesuis), bakteri Brucellosis Suis, virus cacar (Small Fox), virus kudis (Scabies), parasit Protozoa Balantidium Coli, dan parasit Protozoa Toxoplasma Gondii.

8.  Daging babi meskipun empuk dan terkesan lezat, namun karena banyak mengandung lemak berbahaya, daging babi sulit dicerna oleh badan manusia. Akibatnya, nutrien (zat gizi) tak dapat dimanfaatkan tubuh.


9. DNA babi mirip dengan manusia sehingga sifat buruk babi dapat menular kepada manusia. Beberapa sifat buruk babi seperti binatang paling rakus, kotor, dan jorok di kelasnya. Kemudian kerakusannya tak tertandingi hewan lain, serta suka memakan bangkai dan kotorannya sendiri dan kotoran manusia pun dimakannya. Sangat suka berada di tempat basah dan kotor.

10.   Babi merupakan carrier virus/penyakit Flu Burung dan Flu Babi.

Katakanlah: “Tiadalah aku peroleh dalam wahyu yang diwahyukan kepadaku, sesuatu yang diharamkan bagi orang yang hendak memakannya, kecuali kalau makanan itu bangkai atau darah yang mengalir atau daging babi – karena sesungguhnya semua itu kotor – atau binatang yang disembelih atas nama selain Allah. Barangsiapa yang dalam keadaan terpaksa, sedang dia tidak menginginkannya dan tidak (pula) melampaui batas, maka sesungguhnya Tuhanmu Maha Pengampun lagi Maha Penyayang.” (QS. Al-An’am : 145).


Sumber : arrahmah.com

Tidak ada komentar:

Posting Komentar