1. Mereka Punya Karakter Polos dan Terbiasa Jujur Pada Diri Sendiri
Mereka bisa merengek minta dibelikan es krim atau menangis karena iri
melihat mainan milik teman. Bagaimanapun, anak-anak adalah makhluk
paling jujur di muka bumi ini. Belum tahu mana yang pantas dan tak
pantas dikatakan justru menjadikan mereka jujur dengan perasaan sendiri.
Sifat inilah yang seakan luntur ketika kita mulai bertambah usia.
Belajar menjaga lisan agar tak menyakiti orang lain malah membuat kita
lalai. Kita terlalu memikirkan penilaian dan perasaan orang lain
sehingga abai pada diri sendiri. Bahkan, kita memilih berpura-pura demi
terlihat baik atau sempurna di mata orang lain. Tapi, tunggu! Apakah
kamu bisa hidup bahagia dalam kepura-puraan?
2. Mereka Punya Gairah dan Semangat Untuk Hidup
Berenang, bermain sepak bola, bersepeda, main kejar-kejaran; banyak
hal yang bisa anak-anak lakukan untuk mengisi jatah waktu bermain mereka. Yup,
anak-anak memang cenderung aktif melakukan hal-hal yang mereka suka.
Memilih mengabaikan rasa lelah, anak-anak selalu punya semangat dan
gairah pada dunia yang sedang mereka nikmati.
Di usia muda, kita selayaknya juga melakukan hal yang sama, ‘kan?
Belajar, bekerja, bergaul, mencoba hal-hal baru; banyak hal yang sayang
jika dilewatkan dengan malas-malasan. Yakinlah bahwa setiap detik dalam
hidupmu itu berharga sehingga kamu selalu punya alasan untuk bangun pagi
dengan semangat baru setiap harinya.
3. Bagi Mereka Bahagia Tak Hanya Ditentukan Oleh Materi
Anak-anak suka berbagai jenis mainan; boneka, robot, mobil-mobilan,
kelereng, hingga karet gelang. Mereka akan sibuk dengan mainan-mainan
itu tanpa merasa perlu membandingkan harganya. Bukan berarti mainan yang
lebih mahal bisa membuat mereka lebih bahagia, ‘kan?
Hal ini tentu jauh berbeda dengan yang kita alami setelah dewasa.
Persoalan materi menjadi salah satu yang penting untuk dibahas. Berapa
gajimu, tunjangan apa saja yang kamu peroleh, baju merek apa yang kamu
pakai, hingga restoran mana saja yang pernah kamu kunjungi. Yang jelas,
realita memang menuntut orang dewasa untuk berpikir pragmatis.
Padahal, masih banyak kebaikan-kebaikan kecil yang jauh lebih mulia
daripada materi. Saat ibumu berulang tahun misalnya, tentu lebih baik
memeluk dan mengecup keningnya secara langsung, daripada sekadar
mengirim kado mahal, ‘kan?
4. Mereka Tak Pernah Repot Membebani Diri Sendiri
Karakter polos dan lugu membuat anak-anak menjalani hidupnya dengan
santai. Ketika berharap malam cepat berganti pagi, mereka hanya
membayangkan momen bermain dan jajan saat jam istirahat di sekolah. Tak
terlintas pikiran untuk giat belajar demi pekerjaan mentereng dan gaji
yang fantastis di masa depan.
Namun, ketika dewasa, kita cenderung sibuk memikirkan target dan
pencapaian dalam hidup. Kadang, keinginan yang berubah menjadi obsesi
membuat kita “buta”. Kita terlalu fokus pada tujuan sehingga tak bisa
pintar-pintar menikmati proses menuju sukses yang sedang dijalani.
5. Mereka Tidak Takut Dianggap Aneh Ketika Melakukan Sesuatu Dengan Cara Mereka Sendiri
Selain polos dan jujur, karakter anak-anak juga terbilang unik.
Biasanya, mereka enggan didikte dan lebih suka melakukan segala sesuatu
dengan cara mereka sendiri. Jika makan sepiring spageti dengan garpu itu
terlalu rumit, mereka tak segan makan dengan tangan. Meskipun mendapat
kritik atas sikap tersebut, mereka memilih cuek dan sekadar memuaskan
perut yang lapar.
Baik bagi anak-anak tentu tak selalu baik bagi orang dewasa. Kita
tentu harus berpikir dan mempertimbangkan setiap sikap atau pilihan yang
kita ambil. Apakah yang kita lakukan akan merugikan diri sendiri,
ataukah bisa merugikan orang lain? Tapi, setidaknya kita bisa mantap
dengan pilihan yang kita ambil meskipun pilihan itu dianggap buruk atau
aneh sekalipun oleh orang lain.
6. Mereka Justru Tahu Bagaimana Cara Menjaga Hubungan Baik Dengan Orang Tua
Dulu, kamu menangis jika tak bisa melihat ibumu dari jendela kelas di
hari pertama masuk TK. Kamu pun akan menangis saat ayah pergi keluar
rumah tanpa mengajakmu ikut serta. Ya, saat masih kanak-kanak, kedekatan
dengan orang tua memang terasa begitu erat.
Sayangnya, hubungan dengan orang tuamu tak lagi sedekat itu setelah
dewasa, ‘kan? Urusan kuliah, pekerjaan, hubungan dengan pasangan; banyak
hal yang membuatmu tak lagi menyisakan banyak waktu untuk keluarga,
khususnya kedua orang tuamu. Kamu sibuk tanpa menyadari bahwa waktu tak
akan pernah bisa diputar ulang. Tak ada pilihan, selain bijaksana
memanfaatkan waktumu demi orang-orang yang kamu sayangi.
Sumber : http://www.hipwee.com/inspirasi/6-hal-baik-dari-masa-kanak-kanak-yang-seharusnya-kamu-pertahankan-hingga-sekarang/
Tidak ada komentar:
Posting Komentar