Ada begitu banyak manusia di muka
bumi. Namun berapa jumlah nama yang dikenang oleh sejarah? Sangat sedikit.
Kebanyakan harus rela menjadi bagian dari manusia rata-rata, yang ketika hidup
dikenal oleh sedikit orang, dan ketika meninggal, namanya hanya tercatat di
nisan kuburnya. Hanya sebatas itu saja namanya diabadikan. Setelah beberapa
hari usai pemakamannya, tidak ada lagi orang yang mengenangnya. Tidak ada lagi
yang menikmati manfaat dari kehidupannya. Tidak ada yang menyesali
kepergiannya. Bahkan tidak ada lagi yang merasa bahwa ia pernah ada di muka
bumi.
Lalu apa yang membedakan antara
orang yang namanya abadi dengan manusia rata-rata yang namanya tak lebih dari
tulisan di nisan?
Mereka memiliki satu perbedaan
yang mencolok. Ketika ada begitu banyak orang yang memilih hidup hanya untuk
menyejahterakan diri sendiri, orang-orang besar justru memilih hidup bukan
untuk dirinya sendiri. Kebanyakan dari mereka adalah orang yang bekerja selama
hidupnya untuk kesejahteraan dan kemakmuran orang-orang di sekitarnya.
Mereka tak pernah puas sebelum
mereka mampu membawa perubahan bagi lingkungannya ke arah kebaikan. Mereka
hidup untuk menyejahterakan, membawa kebahagiaan, mencerahkan, dan membawa
perubahan dalam lingkungannya. Semakin besar lingkup perubahan dan
kesejahteraan yang ia ciptakan, semakin luas pula lingkup manusia yang
mengenang namanya.
Sedangkan manusia rata-rata
memilih hidup dalam keterkungkungan mimpi. Impiannya terbatas pada kesejateraan
diri. Mudah sekali kita jumpai manusia seperti ini.
Kemudian silakan baca biografi
orang-orang besar dalam sejarah. Mereka yang dikenang hingga kini adalah para
manusia yang punya kontribusi lebih dalam hidupnya. Lingkup kebahagiaan yang
diciptakan olehnya jauh lebih luas ketimbang yang diciptakan oleh manusia
rata-rata.
Mereka terkadang rela
mengorbankan kesenangan pribadi demi memperjuangkan kesenangan lebih banyak
orang. Kehidupan para pahlawan sangat jauh dari kenyamanan pribadi. Mereka
mengorbankan kebahagiaan sesaat demi meraih kebahagiaan hakiki. Dan kebahagiaan
hakiki baru bisa mereka nikmati ketika mereka bisa memberi manfaat bagi sesama.
Sayyid Qutb mengingatkan, “Orang yang hidup bagi dirinya sendiri akan
hidup sebagai orang kerdil dan mati sebagai orang kerdil. Akan tetapi, orang
yang hidup bagi orang lain akan hidup sebagai orang besar dan mati sebagai
orang besar.”
Agak susah mencari kisah orang
sukses yang bisa meraih tangga kesuksesan dalam hidup tanpa memberi kontribusi
dan pelayanan kepada sesama. Hampir semua sadar bahwa hanya dengan memberi
pelayanan terbaik kepada orang lain, manusia bisa meningkatkan keberhasilannya.
Baik dalam bisnis, akademis, birokrasi, atau sebagai seorang profesional.
Kebanyakan orang yang memilih
hidup untuk melayani banyak orang, cenderung punya kehidupan yang berkualitas.
Lihatlah para pengusaha yang dengan usahanya mereka mampu membuka lapangan
pekerjaan dan menghidupi banyak orang. Lihat juga para motivator yang tidak
kenal lelah memberikan semangat kepada orang lain untuk terus bangkit dan meraih
haknya menjadi sukses. Lihat para karyawan yang benar-benar mengabdikan dirinya
untuk membesarkan tempatnya bekerja. Mereka semua bisa meraih tangga kesuksesan
karena mereka fokus memberi kontribusi. Tidak hanya terlalu mementingkan
kesenangan pribadi.
Sumber : Man Shabara Zhafira /
Karya: Ahmad Rifa’i Rif’an
Tidak ada komentar:
Posting Komentar