Jumat, 27 November 2015

Hidup Untuk Banyak Orang

  Ada begitu banyak manusia di muka bumi. Namun berapa jumlah nama yang dikenang oleh sejarah? Sangat sedikit. Kebanyakan harus rela menjadi bagian dari manusia rata-rata, yang ketika hidup dikenal oleh sedikit orang, dan ketika meninggal, namanya hanya tercatat di nisan kuburnya. Hanya sebatas itu saja namanya diabadikan. Setelah beberapa hari usai pemakamannya, tidak ada lagi orang yang mengenangnya. Tidak ada lagi yang menikmati manfaat dari kehidupannya. Tidak ada yang menyesali kepergiannya. Bahkan tidak ada lagi yang merasa bahwa ia pernah ada di muka bumi.
  Lalu apa yang membedakan antara orang yang namanya abadi dengan manusia rata-rata yang namanya tak lebih dari tulisan di nisan?
  Mereka memiliki satu perbedaan yang mencolok. Ketika ada begitu banyak orang yang memilih hidup hanya untuk menyejahterakan diri sendiri, orang-orang besar justru memilih hidup bukan untuk dirinya sendiri. Kebanyakan dari mereka adalah orang yang bekerja selama hidupnya untuk kesejahteraan dan kemakmuran orang-orang di sekitarnya.
  Mereka tak pernah puas sebelum mereka mampu membawa perubahan bagi lingkungannya ke arah kebaikan. Mereka hidup untuk menyejahterakan, membawa kebahagiaan, mencerahkan, dan membawa perubahan dalam lingkungannya. Semakin besar lingkup perubahan dan kesejahteraan yang ia ciptakan, semakin luas pula lingkup manusia yang mengenang namanya.
  Sedangkan manusia rata-rata memilih hidup dalam keterkungkungan mimpi. Impiannya terbatas pada kesejateraan diri. Mudah sekali kita jumpai manusia seperti ini.
  Kemudian silakan baca biografi orang-orang besar dalam sejarah. Mereka yang dikenang hingga kini adalah para manusia yang punya kontribusi lebih dalam hidupnya. Lingkup kebahagiaan yang diciptakan olehnya jauh lebih luas ketimbang yang diciptakan oleh manusia rata-rata.
  Mereka terkadang rela mengorbankan kesenangan pribadi demi memperjuangkan kesenangan lebih banyak orang. Kehidupan para pahlawan sangat jauh dari kenyamanan pribadi. Mereka mengorbankan kebahagiaan sesaat demi meraih kebahagiaan hakiki. Dan kebahagiaan hakiki baru bisa mereka nikmati ketika mereka bisa memberi manfaat bagi sesama.
  Sayyid Qutb mengingatkan, “Orang yang hidup bagi dirinya sendiri akan hidup sebagai orang kerdil dan mati sebagai orang kerdil. Akan tetapi, orang yang hidup bagi orang lain akan hidup sebagai orang besar dan mati sebagai orang besar.”
  Agak susah mencari kisah orang sukses yang bisa meraih tangga kesuksesan dalam hidup tanpa memberi kontribusi dan pelayanan kepada sesama. Hampir semua sadar bahwa hanya dengan memberi pelayanan terbaik kepada orang lain, manusia bisa meningkatkan keberhasilannya. Baik dalam bisnis, akademis, birokrasi, atau sebagai seorang profesional.
  Kebanyakan orang yang memilih hidup untuk melayani banyak orang, cenderung punya kehidupan yang berkualitas. Lihatlah para pengusaha yang dengan usahanya mereka mampu membuka lapangan pekerjaan dan menghidupi banyak orang. Lihat juga para motivator yang tidak kenal lelah memberikan semangat kepada orang lain untuk terus bangkit dan meraih haknya menjadi sukses. Lihat para karyawan yang benar-benar mengabdikan dirinya untuk membesarkan tempatnya bekerja. Mereka semua bisa meraih tangga kesuksesan karena mereka fokus memberi kontribusi. Tidak hanya terlalu mementingkan kesenangan pribadi.


Sumber : Man Shabara Zhafira / Karya: Ahmad Rifa’i Rif’an


Tidak ada komentar:

Posting Komentar